Kamis baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 11-12 Maret 2021, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ma’hadul Islam (AMI) Dago Parungpanjang, Kab Bogor menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Siswa.
Minggu, 14 Maret 2021
MTs. AMI Selenggarakan LDK Siswa Tahun 2021
Sabtu, 06 Maret 2021
April 2021, Kemenag Buka Pendaftaran Beasiswa S1 ke Timur Tengah
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) akan membuka pendaftaran beasiswa S1 ke Timur Tengah. Pembukaan pendaftaran akan dilakukan pada April 2021 mendatang.
Kemenag melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam bahkan tengah mematangkan persiapannya, khususnya prosedur keberangkatan. Mengingat seleksi tahun 2020 sempat ditunda karena pandemi COVID-19.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Suyitno mengatakan semua aturan dan regulasi dilakukan berdasarkan prosedur yang disepakati oleh pemerintah. Sehingga tidak akan ada pemberangkatan yang tak sesuai aturan.
Kamis, 04 Maret 2021
Pendiri Yayasan Al-ma'hadul Islam
Yayasan Al-ma'hadul Islam didirikan pada tahun 1990 oleh seorang ulama kharismatik asal Kadaung, Desa Rengasjajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yakni Kiai Haji (KH) Muhammad Basyri.
KH Muhammad Basyri atau biasa disapa Mama Basri ini memperoleh pendidikan keagamaan perdana dari ayahnya, Kiai Haji Abdurrahman yang juga mengelola pesantren. Pesantren tersebut merupakan peninggalan keluarganya yang dikelola secara turun-temurun hingga saat ini. Selain sebagai seorang kiai, Haji Abdurrahman juga merupakan seorang petani dan peternak ikan.
Sejak usia remaja, Mama Basri dikenal sebagai sosok sederhana yang memiliki keterampilan dan kecerdasan. Kecerdasan inilah yang menjadikan dirinya terdepan dalam kehidupan pembelajaran.
Setelah memperoleh pendidikan keagamaan secara langsung dari ayahnya, Mama Basri selanjutnya diberangkatkan oleh ayahnya ke beberapa pesantren di tanah Jawa, di antaranya ke Pesantren Temanggungan Tangerang dan Pesantren Nurul Falah Petir di daerah Banten. Di sanalah awal ia menuntut ilmu kepada seorang kiai pesantren. Seorang kiai mengambil keputusan memberangkatkan putra-putrinya ke pesantren lain merupakan tradisi yang tidak terpisahkan dari tradisi kesantrian. Sejak Islam masuk di Jawa, para kiai selalu terjalin oleh rantai intelektual yang tidak terputus antara satu pesantren dengan pesantren lainnya. Baik dalam suatu kurun zaman maupun dari satu generasi ke genarasi berikutnya, terjadi hubungan intelektual yang mapan. Dalam tradisi pesantren, rantai intelektual ini disebut dengan Sanad.


